Dr. Emha Hasan Ayatullah M.AKajian KitabShahih Jami' As- ShagirTak Berkategori

Shahih Jami’ As-Shagir: Kabar dari Jibril (Bag.2)

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71).

أَمَّا بَعْدُ.
Kaum muslimin dan muslimat pemirsa Raja TV, pendengar Radio Roja, seluruh kaum muslimin yang mengikuti kajian malam hari ini. Semoga yang kita pelajari bermanfaat. Di dalam Sunan Al-Baihaqi dan disahihkan oleh Syekh Albani dalam إِرْوَاءُ الْغَلِيلِ (Irwaul Ghalil),

ada seorang dari kalangan tabiin yang hidup di zaman Umar bin Khattab radhiallahu anhu pernah salat Isya. Disebutkan oleh salah seorang tabiin yang bernama Abdurrahman ibn Abi Laila. أَنَّ رَجُلًا مِنْ قَوْمِهِ خَرَجَ لِصَلَاةِ الْعِشَاءِ مَعَهُ. Ada seorang dari kaumnya dari kalangan Anshar. Mereka ee apa? Dia ini keluar untuk salat Isya bersama kaumnya. فَسَبَتْهُ الْجِنُّ فَفُقِدَ. Maka tiba-tiba dia diculik oleh jin sampai hilang tidak diketahui ke mana. Kemudian فَجَاءَتِ امْرَأَتُهُ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَأَخْبَرَتْهُ عَنْهُ. Maka istrinya datang

lapor kepada Amirul Mukminin. Suaminya enggak pulang-pulang hilang. فَسَأَلَ عَنْهُ قَوْمَهُ فَقَالُوا نَعَمْ. Maka Umar bin Khattab radhiallahu anhu tanya kepada orang-orang kampungnya. saudara kabilahnya. Maka ternyata mereka membenarkan, خَرَجَ يُصَلِّي الْعِشَاءَ فَفُقِدَ tapi hilang hilang aja dia keluar untuk salat isya tahu-tahu hilang. maka eh أَمَرَهَا عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنْ تَتَرَبَّصَ أَرْبَعَ سِنِينَ. Maka Umar Khattab radhiallahu anhu minta agar wanita itu menunggu selama 4 tahun. Artinya kalau sudah 4 tahun maka bisalah

suaminya dinyatakan hilang atau dikatakan tidak bisa kembali. فَلَمَّا مَضَتِ الْأَرْبَعُ سِنِينَ. Ketika 4 tahun ini lewat, جَاءَتْ إِلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ فَأَخْبَرَتْهُ الْقِصَّةَ. Kembali perempuan ini menghadap ke Amirul Mukminin Umar bin Khattab dan mengingatkan kejadian itu sudah 4 tahun ini. Maka setelah Umar bin Khattab kembali cross check dan meminta ee keterangan dari beberapa kaumnya, maka mereka mengatakan, “Iya, sudah demikian.” فَأَمَرَهَا أَنْ تَتَزَوَّجَ. Maka Umar bin Khattab radhiallahu anhu memerintahkan perempuan ini kalau mau

nikah, nikah saja. فَتَزَوَّجَتْ. Maka perempuan ini nikah setelah dia melewati iddah 4 bulan 10 hari seperti iddahnya orang yang ditinggal wafat. Maka setelah itu menikah. فَجَاءَ زَوْجُهَا يَخْتَصِمُهَا إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. Eh, enggak berapa lama datang suaminya ini. Suaminya datang kembali kemudian lapor kepada Umar bin Khattab radhiallahu anhu menuntut. Kenapa ini istriku tahu-tahu sudah menikah saja dengan orang lain gitu. Maka Umar bin Khattab radhiallahu anhu marah. Beliau mengatakan, “يَغِيبُ أَحَدُكُمُ الزَّمَانَ الطَّوِيلَ لَا يَدْرِي أَهْلُهُ حَيَاتَهُ”. Bagaimana bisa salah seorang di antara kalian lama sekali tidak kelihatan di keluarganya sampai keluarganya enggak ngerti ini hidup atau sudah mati. Artinya kamu sekarang nuntut istrimu ini punyaku, akan tetapi kamu sudah pergi lama tanpa ada berita sama sekali. Dan ini kata para ulama berkaitan dengan hak istri juga. Ketika satu pasangan mereka tinggal satu rumah, kewajiban suami memberikan nafkah baik lahir maupun batin. Dan mereka akan terus hidup

bersama ketika suami tahu-tahu hilang, pergi tanpa ada khabar. Maka ini kesalahan besar. kesalahan besar apalagi dengan waktu yang cukup lama kecuali kalau memang sudah diberitahu dan mereka sepakat saya akan kerja 2 tahun, 4 tahun, 5 tahun ini. وَاللهُ أَعْلَمُ. Kalau memang sudah kerja dan sepakat dan masing-masing rida tidak mengapa. Akan tapi kalau tiba-tiba menghilang kemudian waktunya lama, maka ee di dalam pembahasan حُكْمُ الْمَفْقُودِ, orang yang bisa dikatakan sudah tidak akan diketemukan karena lama

tidak pernah ada khabarnya, maka ee Umar bin Khattab sengaja memberikan waktu 4 tahun. Ini seperti yang juga diriwayatkan dalam مُصَنَّف عَبْدِ الرَّزَّاقِ dan مُصَنَّف ابْنِ أَبِي شَيْبَةَ bahwa Umar bin Khattab radhiallahu anhu memberikan waktu selama 4 tahun. Maka orang tadi ketika dimarahi Umar bin Khattab, “Kamu ke mana aja? 4 tahun ini enggak ngerti beritanya. Kamu tidak juga memberi kabar.” Maka orang tadi mengatakan, “إِنَّ لِي عُذْرًا يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ”. “Aku punya alasan ini.” قَالَ: وَمَا عُذْرُكَ؟ “Apa

alasanmu?” قَالَ: إِنِّي خَرَجْتُ لِصَلَاةِ الْعِشَاءِ فَسَبَتْنِي الْجِنُّ فَلَبِثْتُ فِيهِمْ زَمَانًا. Maka dia cerita, “Wahai amirul mukminin, aku keluar salat Isya kemudian aku diculik oleh jin sehingga aku tinggal di tengah mereka dengan waktu yang lama.” قَالَ: فَغَزَاهُمْ جِنٌّ مُؤْمِنُونَ أَوْ مُسْلِمُونَ. “Maka ketika aku sedang di apa namanya? ditangkap oleh jin. Aku sudah culik ini. Ternyata mereka diserang oleh sekawanan jin Islam, jin muslim.” فَقَاتَلُوهُمْ فَغَلَبُوا عَلَيْهِمْ. “Maka mereka berhasil mengalahkan jin yang menculik saya.”

Sehingga فَسَبَوْا مِنْهُمْ سَبَايَا فَسَبَوْنِي. “Mereka ketika menyerang sekawanan jin muslim ini menyerang jin yang menculik saya. Akhirnya mereka mengalahkan, memerangi dan mengalahkan. Akhirnya mereka menawan, mereka merampas dan aku termasuk dalam rampasan itu. Aku ditawan di tengah mereka.” Nah, ketika aku ditawan, jin-jin muslim ini melihat aku seperti orang yang muslim. فَقَالُوا: نَرَاكَ رَجُلًا مُسْلِمًا وَلَا يَحِلُّ لَنَا. “Kami melihat kamu ini orang muslim dan enggak pantas kami menawan sesama muslim.” Maka mereka memberikan aku pilihan. Silakan

antum mau tinggal bersama kami atau mau pulang ke keluargamu. Maka aku segera pilih aku mau keluar. Aku mau pulang ke keluargaku. قَالَ: فَأَقْبَلُوا مَعِي. Maka orang tadi mengatakan maka mereka mengantarku. فَإِذَا كَانَ فِي اللَّيْلِ. Kalau malam hari فَلَيْسَ يُحَدِّثُونَنِي. Mereka tidak mengajak bicara aku. Aku jalan. Mereka menuntunku untuk jalan kembali ke alam manusia. وَإِذَا فِي النَّهَارِ فَإِنِّي أَتَّبِعُهُ. Kalau siang hari, maka yang aku lakukan aku mengikuti satu tongkat. وَاللهُ أَعْلَمُ. Bagaimana alam yang dialami ya, bagaimana dunia mereka. Yang jelas

ini jin ketika siang hari berwujud tongkat saja diikuti oleh orang ini. Kalau malam mereka mungkin sudah leluasa, akan tetapi tidak ngajak bicara sampai aku berhasil untuk pulang. Maka Umar bin Khattab radhiallahu anhu bertanya, “وَمَا كَانَ طَعَامُكَ فِيهِمْ؟” “Yang kamu makan selama ini apa?” Maka dia mengatakan, “الْفُولُ وَمَا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ”. “Yang aku makan selama ini adalah kacang-kacangan dan termasuk setiap makanan yang tidak disebutkan nama Allah.” Kemudian ditanya, “وَمَا شَرَابُكَ فِيهِمْ؟”

Kata Umar bin Khattab, “Apa yang kamu minum?” قَالَ: الْجَدَفُ. “Yang aku minum adalah al-jadaf.” Al-jadaf itu apa? Al-jadaf itu adalah مَا لَمْ يُخَمَّرْ مِنَ الشَّرَابِ. minuman yang tidak ditutupi gitu. Maka فَأَمَرَهُ عُمَرُ فَخَيَّرَهُ بَيْنَ الصَّدَاقِ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ. Maka Umar bin Khattab radhiallahu anhu memaklumi itu lalu memberikan pilihan. Silakan sekarang kamu mau milih mahar kamu dikembalikan oleh perempuan itu karena dia sudah menikah dengan laki-laki lain atau kamu memang tetap bersi keras untuk mengambil

kembali ee istrimu. Kalau mengambil kembali boleh nanti ditunggu sama ee iddahnya diceraikan kemudian di apa lewati masa iddah baru ee kembali ke kamu. Ini dimasukkan dalam pembahasan fikih orang-orang yang hilang. Tapi pelajarannya ketika orang yang salat saja mungkin sekali bisa diculik oleh jin. Kalau kita berbicara apa kira-kira yang membuat orang sampai diculik kemudian hilang? Dan memang ini bukan sesuatu yang mustahil. Di hari-hari kita ini, di zaman kita ada orang-orang seperti itu. Terkadang ada orang yang ketika mereka

bercerita سُبْحَانَ اللهِ nyupir ambulans, tidak ngerti apa-apa seperti jalan lurus saja. Lurus jalan ini tidak ada belok-belok dan tidak ada masalah. Dia tidak ngantuk. Tapi ternyata tiba-tiba saja dia sudah taruh di tengah sawah ya. dia nyetir ambulans, kemudian jalan yang dia lewati tidak ada masalah sama sekali. Tapi kenapa tiba-tiba macet? Kemudian ketika dia sadar ternyata tiba-tiba dia sudah di tengah sawah. Dan tidak mungkin menurut dia saya dengan mobil saya ini tiba-tiba jalan dengan lurus-lurus aja begini, tahu-tahu di

tengah sawah begitu. Dia tidak ngantuk. Tapi tahu-tahu seperti itu. Dan saya pernah juga mendengar berita tentang tetangga-tetangga yang sempat hilang. الْحَمْدُ لِلَّهِ tidak seperti sang tabiin yang hilang sampai 4 tahun. Dia hilangnya beberapa hari. Ada 3 hari barangkali. Akan tetapi selama 3 hari itu tidak diketahui. Tiba-tiba diketemukan di atas plafon rumahnya. Dia tidak naik, tidak manjat dia. Tetapi memang dia cerita saya diculik oleh orang kemudian dia tidak bisa makan. Tidak cocok dia tidak bisa makan

sehingga kurus badannya orang seperti orang sakit dan seterusnya. kita katakan bahwa ini sunatullah dan mungkin saja terjadi. Kalau seandainya kisah ini memang ternyata terjadi di kalangan orang-orang saleh, maka di kalangan orang-orang biasa seperti kita mungkin saja terjadi. Dan ternyata di antara pelajarannya ketika ada ee model makanan yang disantap oleh orang jin-jin kafir. setiap makan, setiap makanan yang tidak diucapkan nama Allah عَزَّ وَجَلَّ. Dan dalam sebuah hadis yang sahih, Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan

apabila seorang masuk rumah dan dia tidak mengucapkan nama Allah maka setan akan saling menyeru di antara mereka, “أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ”. “Selamat ya. Kalian dapat tempat tinggal malam ini.” Ketika sang tuan rumah tidak juga mengucap nama Allah ketika makan, maka setan akan mengatakan di antara mereka, “أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ”. “Selamat kalian mendapatkan tempat tinggal beserta hidangannya.” Dan ini yang kedua ketika seorang minum memiliki tempat-tempat minuman, sudah sepantasnya ditutup.

ya ditutup terutama di malam hari ketika seorang akan tidur dan menyisakan air minum. Usahakan tempat dan bejana wadah itu entah makanan atau minuman ditutup. Ya, Nabi sallallahu alaihi wasallam dalam Sahih Muslim mengatakan, “غَطُّوا الْإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ”. “Tutupilah tempat-tempat, wadah-wadah, gelas-gelas itu.” Ya, فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ. “Karena kurun waktu 1 tahun ini ada satu malam sebuah penyakit lewat di malam itu tidak diketahui kapan malam itu.” يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ أَوْ وِكَاءٌ إِلَّا نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ. “tidaklah dia di malam itu ee ada turun penyakit kemudian mendapati ada satu wadah tidak ada tutupnya, ada satu tempat minum tidak ada tutupnya kecuali nyemplung di dalam wadah itu waba penyakit menular dan seorang tidak mengetahui bagaimana bahaya dari penyakit menular itu bisa jadi keras bisa tidak.” Bahkan dulu ketika kita belajar ee dosen kita mengatakan menukil dari perkataan Asy-Syaukani kalau tidak salah, قِيلَ إِنَّهُ يُسَبِّبُ الْمَوْتَ. “Ada yang mengatakan

itu bisa menyebabkan kematian.” Maka ee sunah yang kelihatannya sepele dan menjadi kebiasaan para ulama mengatakan itu tidak wajib. Menutup minuman, makanan tidak wajib. Akan tapi kita lihat bagaimana efek dan dampaknya ketika seorang ee perhatian dengan sebuah sunah, maka hidupnya teratur dan terjaga bisa selamat. Kaum muslimin رَحِمَنَا وَرَحِمَكُمُ اللهُ, kita melanjutkan pembahasan جَامِعِ الصَّغِيرِ atau صَحِيحِ الْجَامِعِ الصَّغِيرِ. Dan masih dalam pembahasan tentang informasi dan kabar berita dari Jibril ketika

beliau ee suka datang mengunjungi Nabi sallallahu alaihi wasallam, memberikan kabar gembira, memberi wahyu dan seterusnya. Ada seorang ulama ee dari kalangan salaf di abad ketiga namanya Hasan Ibnu Aiyah rahimahullah. Beliau wafat di tahun 240. Beliau pernah mengatakan, “إِنَّ جِبْرِيلَ نَزَلَ بِالسُّنَّةِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا نَزَلَ عَلَيْهِ بِالْقُرْآنِ”. “Sungguhnya Jibril mendatangi Nabi sallallahu alaihi wasallam sambil menyampaikan al-hadis atau as-sunah. Sebagaimana Jibril datang kepada Nabi

sallallahu alaihi wasallam sambil menyampaikan Al-Qur’an.” Yang kita bahas ini bukan Al-Qur’an, akan tetapi ee ini juga wahyu yang dipegangi dan dijadikan pertimbangan, pedoman dan pijakan. Jibril datang dan memberikan ee wahyu dari Allah عَزَّ وَجَلَّ. Baik, kita sampai pada hadis yang ke-68. Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadis Abu Hurairah radhiallahu anh diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Albaihaqi. قَالَ أَتَانِي جِبْرِيلُ kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, “Aku didatangi oleh

Jibril.” فَقَالَ إِنِّي كُنْتُ أَتَيْتُكَ الْبَارِحَةَ. Kata Jibril, “Tadi malam aku datang ke rumahmu.” فَلَمْ يَمْنَعْنِي أَنْ أَدْخُلَ. “Tidak ada yang menghalangiku masuk. Aku sudah datang ke rumahmu, tapi aku enggak jadi masuk. Kenapa? Tidak ada yang menghalangi aku untuk masuk ke rumahmu kecuali karena di pintu itu ada tamatsil (patung/gambar).” Tamatsil itu apa? Tamatsil itu adalah gambar makhluk bernyawa. Ya, gambar makhluk bernyawa. وَكَانَ فِي الْبَيْتِ قِرَامُ سِتْرٍ فِيهِ تَمَاثِيلُ. “Dan di rumahmu ada tirai. Ya, ada tirai. Meskipun tirai itu khafif.”

Ya, qiram itu adalah ee kain yang memang ringan, tipis, tapi dijadikan kelambu atau tirai penghalang. Cuman di sini ada tamatsil-nya, ada kayak berhala ya. Jadi timsal itu artinya berhala. Tapi maksudnya apa? Maksudnya صُوَرٌ apa? Gambar yang ada rohnya, gambar makhluk bernyawa. Makanya dalam ee sebuah riwayat yang diriwayatkan ee apa dengan sanad yang sahih eh Jibril mengatakan, “كَيْفَ أَدْخُلُ وَفِي بَيْتِكَ سِتْرٌ فِيهِ تَمَاثِيلُ خَيْلٍ وَرِجَالٍ”. “Bagaimana aku akan masuk rumahmu sementara di rumahmu ada gambar kuda ya

dan ada gambar orang.” Di situ ada gambar orang. Ini bukan gambar yang maju, modern, mirip banget seperti zaman sekarang. Tidak. Orang dulu gambarnya seadanya dan sebisanya. Pun demikian rupanya gambar orang itu bisa diketahui ini gambar orang. Ya, kita tidak bayangkan gambar yang mirip seperti sekarang ini sudah bahkan mungkin kalau digerakkan sudah seperti makhluk bernyawa. Tetapi dulu gambar seadanya. Ternyata dalam hadis ini dikatakan tamatsil seperti gambar makhluk bernyawa yang dapat menghalangi Jibril

masuk ke rumah itu. وَكَانَ فِي الْبَيْتِ كَلْبٌ. “Ini ada masalah lain. Di rumahmu ya Rasul ada anjing.” Maka Jibril mengatakan sekarang ini kita perlu perbaikan. Di dalam rumahmu ada beberapa yang membuat aku tidak bisa masuk rumah. Kata malaikat. Ini malaikat Jibril yang membawa wahyu. Dan dalam riwayat yang sahih disebutkan dalam Sahih Muslim, Jibril mengatakan, “إِنَّا لَا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا صُورَةٌ”. “Kami tidak akan masuk rumah yang di situ ada gambar makhluk bernyawa maupun ada

anjingnya.” Dalam riwayat lain dikatakan ini disebutkan dalam Sunan An-Nasa’i dan dihasankan oleh Syekh Albani, لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ جُلْجُلٌ وَلَا جَرَسٌ. “Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada juljul dan jaras.” Dua-duanya lonceng. Cuman kata para ulama, الْجَرَسُ ini lonceng besar. Kemudian الْجُلْجُلُ adalah jaras atau lonceng kecil. Lonceng kecil biasanya digantung di dalam rumah, terkadang digantung di leher hewan, terkadang digantung bahkan di telinga perempuan atau bukan di telinga, عَفْوًا, di kaki.

Ya, di kaki. Ini disebutkan oleh Al-Munawi rahimahullah dalam Faidhul Qadir kalau gak salah. Beliau mengatakan ini lonceng biasa ditaruh di kaki perempuan sehingga ada suaranya klining klining kayak gitu. Ini juga ada yang ditaruh di hewan. Nah, ternyata membuat malaikat tidak masuk rumah. Bahkan kalau mereka bepergian kemudian membawa hewan yang ada loncengnya mereka tidak mau datang dan menemani. Dikatakan dalam hadis yang sama, وَلَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا جَرَسٌ. “Malaikat tidak mau nemenin ada rombongan yang ada loncengnya.” Jadi

ini ada beberapa masalah yang membuat malaikat tidak datang. Baik, enak dong malaikat enggak datang berarti kita bebas tidak dicatat. Tidak mungkin. Para ulama mengatakan malaikat yang sampai tidak mendekati dalam sebuah hadis dikatakan malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang kebetulan penghuninya sedang berhubungan badan dengan istrinya misalkan. Mereka tidak masuk. Tetapi ini maksudnya malaikat rahmat, malaikat yang membawa doa keberkahan. Ini disebutkan dalam syarah Al-Jami’ Ash-Shaghir. Malaikat akan masuk dengan

memberikan doa, memberikan barokah. Adapun مَلَكُ الْمَوْتِ, dia akan masuk-masuk saja. Bahkan kita banyak lihat orang lagi berzina mati dalam keadaan itu. نَعُوذُ بِاللهِ su’ul khatimah. نَعُوذُ بِاللهِ. Orang sedang mencuri, orang sedang melakukan maksiat, tahu-tahu mati. Berarti مَلَكُ الْمَوْتِ kerja di situ. Demikian pula الْكَتَبَةُ وَالْحَفَظَةُ. Malaikat yang mencatat amal masuk tidak ada masalah dan itu akan masuk dalam catatan keburukan. Sedangkan malaikat rahmat yang membawa keberkahan tidak akan masuk rumah. Ketika rumah itu kriterianya ada

anjingnya, ada gambar makhluk bernyawanya, kemudian ada loncengnya. Berarti kalau memang pengin seperti itu, kalau kita pengin malaikat ee rumah kita didatangi malaikat dan banyak barokahnya, maka harus dibersihkan. Lihat dalam hadis ini di bagian akhirnya, فَمُرْ بِرَأْسِ التِّمْثَالِ الَّذِي فِي الْبَيْتِ فَلْيُقْطَعْ. “Maka dikatakan, ‘Wahai Muhammad, perintahkan kepala dari makhluk bernyawa yang digambar itu agar diputus, dipotong.'” فَيَصِيرُ كَهَيْئَةِ الشَّجَرَةِ. “Biar seperti pohon. Biar seperti pohon yang tidak ada kepalanya.” Ya. Jadi kalau ada gambar

orang tadi kan disebut gambarnya itu gambar kuda dan gambar orang maka gambar orangnya dihilangkan kepalanya biar itu kayak badan biasa dan وَاللهُ أَعْلَمُ itu bisa jadi gambarnya tidak sempurna seperti manusia yang apa badannya mirip banget sehingga ketika dihilangkan kepalanya ee sampai seperti pohon. وَمُرْ بِالسِّتْرِ فَلْيُقْطَعْ فَلْيُجْعَلْ وِسَادَتَيْنِ مَنْبُوذَتَيْنِ. “Tolong diperintahkan tadi yang tirai ada gambarnya itu diambil, dipotong, dijadikan sarung bantal atau dijadikan sebagai sprei atau dijadikan alas mambudatain yang tidak

dihormati atau tidak dipajang.” مَنْبُوذَةٌ seperti dibuang tapi tidak dibuang, dimanfaatkan akan tapi tidak dipajang dan dipasang sebagai sebuah pemandangan yang terhormat. تُوطَآنِ didudukin atau diinjak. Kalau ada gambar dan gambarnya di bawah di tempat yang terhina dipakai untuk tempat duduk atau diinjak maka tidak mengapa. إِنْ شَاءَ اللهُ ini masih ditoleransi. وَمُرْ بِالْكَلْبِ فَلْيُخْرَجْ. Ya. Atau فَلْيُخْرَجْ. “Perintahkan agar anjing itu dikeluarkan dari rumah.” Karena anjing itu bisa menolak datangnya malaikat. Ini hadis nih. Baik. Dalam

hadis yang lain diriwayatkan bahwa ternyata anjing itu milik Hasan atau Husain. Dikatakan وَإِذَا الْكَلْبُ لِلْحَسَنِ أَوِ الْحُسَيْنِ كَانَ تَحْتَ نَضَدٍ لَهُمْ. “Ternyata anjing itu milik Hasan dan Husein.” Karena dalam sebuah riwayat Jibril datang enggak jadi masuk. Ada apa? Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam periksa-periksa ini rumahnya. Ternyata ada anjing kecil. Ada جِرْوٌ. الْجِرْوُ. الْجِرْوُ itu anjing yang kecil. Dan ini punya siapa? Oh, ternyata punya Hasan atau Husein. Di bawah tempat ini nadid itu seperti tempat yang biasa

dipakai untuk meletakkan baju. Taruh-taruh begini aja. Nah, ternyata di bawahnya ada anjingnya. maka diperintahkan untuk diusir, dikeluarin dari rumah itu. Dan ini menunjukkan bahwa beberapa barang yang tadi disebutkan bisa menyebabkan keberkahan rumah hilang. Dan cukup malaikat ketika tidak masuk rumah rugi banget ya. Tadi kita sebutkan bahwa Jibril mengatakan إِنَّا لَا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا صُورَةٌ. “Kami tidak akan masuk rumah yang ada gambar makhluk bernyawanya dan juga ada anjingnya.” Dan سُبْحَانَ اللهِ, memelihara

anjing ini kalau seandainya tidak ada tujuannya. Apa tujuan dan manfaat yang perlu atau diizinkan seorang memelihara anjing? Dia perlu berburu dengan menggunakan anjing atau perlu menjaga? Ya, hal perlu berjaga. Maka anjing itu masih ada manfaatnya. Ini ditoleransi. Adapun tidak sekedar pengin koleksi, ternyata memelihara anjing bisa mengurangi pahala. Dalam hadis yang sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda, “مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلَّا كَلْبَ صَيْدٍ أَوْ مَاشِيَةٍ، انْتَقَصَ مِنْ أَجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ”. “orang yang mengkoleksi, memelihara anjing. Padahal anjing itu tidak dipakai untuk berburu atau berjaga. Entah itu jaga tanaman atau jaga rumah atau jaga yang lain, maka pahalanya akan berkurang setiap hari satu qirat.” Qirat itu bilangan besar yang besarnya seperti gunung Uhud. Dalam riwayat tentang salat salat jenazah, Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan, “مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ قِيرَاطَانِ”.

“Barang siapa yang menyaksikan, menghadiri dan turut melakukan salat jenazah, dia mendapatkan satu qiraat pahala. Dan barang siapa yang menyaksikan dari prosesi menyalatkan sampai dimakamkan dia mendapat dua qirat pahala.” قِيلَ: وَمَا الْقِيرَاطَانِ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ “Qirat itu seberapa?” قَالَ: مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ. “Seperti dua gunung besar.” قَالَ: أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ جَبَلِ أُحُدٍ. “Yang kecil di antara dua gunung besar itu adalah seperti gunung Uhud.” Nah, sekarang orang mengoleksi, memelihara atau sayang aja di rumah ada anjingnya padahal tidak ada kebutuhan

yang mendesak. Seperti tadi disebutkan ternyata mengurangi pahala qirat, qirat, qirat. Pahala kita seberapa? Dikurangi terus setiap hari. Apalagi kalau sampai anjing ini mengganggu kaum muslimin. Mengganggu kaum muslimin bahkan sampai dijadikan alat untuk merugikan kaum muslimin. Gimana punya peliharaan? Kadang-kadang dia keluar rumah dan seringnya memang dibiarkan di luar rumah dan ketika ada orang naik sepeda motor ketabrak atau nabrak motor ini jatuh. Ketika orang ini jatuh, terluka, motor rusak, mana yang punya? Sembunyi di

rumah. Tidak ketahuan siapa dan tidak merasa berdosa. Padahal anjing yang bikin perkara di jalan. Orang sampai jatuh, kecelakaan sampai apa dia enggak ada mau tahu. Tapi begitu anjing ini tertabrak, entah mobil atau apa terluka keluar ini kalau perlu satu kampung keluar ya. Dan yang nabrak seperti dituntut telah melakukan dosa besar dituntut sampai 10 juta sampai bahkan berjuta-juta. Saya tidak berbicara teori bohong bolong ini. Ini kejadian seperti ini. Ada orang sampai seperti itu sudah anjing ini membuatbagai

perkara tidak berkah. Ternyata ada orang memang sengaja menggunakannya sebagai kezaliman lain. Maka kalau yang melakukan ini tidak ngerti agama Islam, ini pun sudah merusak tatanan sosial. Bagaimana seandainya ini orang muslim dan tahu? Maka hendaklah masing-masing takut kepada Allah ketika seorang sudah merugikan orang lain. Nah, maka ee ini tadi yang menyebutkan tentang boroknya ya, borok dan ee salahnya ketika seorang memelihara itu atau termasuk yang memang memelihara atau mengkoleksi atau menyimpan atau memajang gambar-gambar

makhluk bernyawa. Kita merasa rugi sekali ketika مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ tidak masuk ke rumah kita. tidak mendoakan, tidak apa namanya ee perhatian dengan kita dan menaburkan keberkahan. Ya, maka ee rumah seorang muslim adalah rumah yang bernuansa ibadah diliputi dengan ketenangan. Ketenangan itu lahir batin. Rumah dijadikan tempat salat. Rumah dijadikan baca Al-Qur’an, saling menasehati, kemudian menjadi rumah yang bertakwa kepada Allah. Adapun rumah yang selalu pecah, di sana sini banyak masalah,

tidak digunakan untuk beribadah, bahkan maksiat tiap saat bahkan mengganggu dan melukai, merugikan tetangga, merugikan kaum muslimin. نَعُوذُ بِاللهِ. Malaikat tidak masuk. Setan yang terus akan menaungi bahkan membuat ini menjadi relasi sejati ya. Setan manusia dan setan dari bangsa jin. وَلِيَعَاذُ بِاللهِ. Baik, ini pembahasan hadis yang pertama. Kemudian hadis yang kedua ada kabar Jibril yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anh. Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda, “أَتَانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْكَ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ”. “Kata Jibril, ‘Wahai Rasul, ini lihat Khadijah telah datang. Dia membawa wadah yang ada makanan, ada lauknya, ada minumannya.'” “فَإِذَا هِيَ قَدْ أَتَتْكَ، فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَ مِنِّي”. “Apabila telah datang dan sampai kepadamu, sampaikan salam kepada dia dari Rabbnya dan dariku, kata Jibril.” Ya, salamnya ada dua. Yang satu dari Allah, yang satu dari malaikat. “وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ”. “Dan berikan kabar gembira kepada Khadijah radhiallahu anha. Dia akan memiliki rumah di surga dari rangkaian mutiara permata yang di dalamnya ada lubangnya indah sekali dan betul-betul bersusun.” Ya, dikatakan demikian. لَا صَخَبَ فِيهِ tidak ada suara keras, teriak-teriak وَلَا نَصَبَ dan tidak ada capek sama sekali di sana. Ini adalah مَنْقَبَةٌ, kelebihan dan keistimewaan maupun kedudukan mulia istri Nabi sallallahu alaihi wasallam Khadijah radhiallahu anha. Khadijah binti Khuwailid,

istri tercinta, orang terhormat, bangsawan dan cantik. Kemudian orang pertama beriman kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Sampai Al-Munawi rahimahullah memberikan istilah Allah memberikan pahala ganjaran seperti kedudukan Khadijah radhiallahu anha ketika orang-orang susah bahkan memusuhi dakwah Nabi sallallahu alaihi wasallam tanpa ada kesulitan sama sekali Khadijah percaya kepada suaminya tanpa perlu mengangkat suara mengeluarkan tenaga Khadijah radhiallahu anha bahkan mengeluarkan tenaga untuk

membela dakwah Nabi sallallahu alaihi wasallam. Maka Allah kasih pahala yang setimpal. Sebagaimana beliau mudah beriman kemudian tidak perlu mengeraskan, meninggikan bahkan capek dalam mendakwahi Khadijah. Maka Allah Subhanahu wa taala memberikan beliau rumah di surga yang tidak ada capeknya di sana. Tidak ada suara-suara berisik dan orang-orang teriak-teriak. Sebagaimana Khadijah radhiallahu anha, istri yang paling dicintai Nabi sallallahu alaihi wasallam sampai dalam Sahih Muslim, Nabi sallallahu alaihi

wasallam menyatakan, “إِنِّي رُزِقْتُ حُبَّهَا”. “Allah memberikan aku rezeki berupa kecintaan kepada istriku ini.” Sampai Aisyah radhiallahu anha mengatakan, “Saya tidak pernah cemburu kepada seorang wanita. Bahkan sampai mati aku masih cemburu daripada Khadijah ini. Khadijah sudah mati.” Bahkan kadang-kadang Aisyah radhiallahu anha mengatakan, “Apa yang kamu harapkan dari orang tua?” Maksudnya Khadijah karena memang tua tapi sudah wafat radhiallahu anha. Akan tetapi kecemburuan Aisyah

radhiallahu anha karena memang Nabi sallallahu alaihi wasallam sering tidak bisa mengungkapkan dan sering tidak bisa menyembunyikan kecintaannya. Sampai ketika ada seorang saudari dari Khadijah radhiallahu anha terdengar suaranya. Nabi sallallahu alaihi wasallam katakan إِنَّهَا هَالَةُ. “Ini suaranya Halah.” Halah adalah saudarinya Khadijah. Dan memang dalam suara keduanya ada kemiripan. sampai Nabi sallallahu alaihi wasallam teringat-ingat dengan istrinya. Oh, mirip sekali dengan Khadijah radhiallahu

anha. Dan beliau mengatakan dalam Sahih Bukhari dan Muslim ee ketika memuji Khadijah radhiallahu anha, “إِنَّهَا كَانَتْ وَكَانَتْ”. “Ini istriku ini dulu dia begini, dia begini” dipuji-puji terus seperti itu. “وَكَانَ لِي مِنْهَا وَلَدٌ”. “Satu-satunya istri yang memiliki anak dariku.” Sementara dari istri yang lain tidak ada. Hanya dari Juwairiah bukan istri. Nabi sallallahu alaihi wasallam memiliki anak Ibrahim radhiallahu anhu. Sementara sisa dari putra-putri Rasul sallallahu alaihi wasallam dari Khadijah radhiallahu anha. Sehingga Nabi

sallallahu alaihi wasallam cinta sekali. Dan memang tanpa alasan. Bukan tanpa alasan. Khadijah radhiallahu anha sebagai orang terpandang, orang kaya, beliau menjadi tameng dakwah Rasul sallallahu alaihi wasallam. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam sampai menyebutkan dalam hadis yang sahih dalam Sahih Muslim, beliau pernah mengatakan “خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ”. Kata Rasul sallallahu alaihi wasallam, “Wanita terbaik dari umatnya adalah Maryam binti Imran. Dan wanita terbaik

di tengah umatnya adalah Khadijah radhiallahu anha wa ardha.” Disebut oleh Imam Nawawi rahimahullah maksudnya di masa dari masing-masing dua perempuan ini di masanya Maryam binti Imran wanita terbaik dan di masa Nabi sallallahu alaihi wasallam wanita terbaik adalah Khadijah radhiallahu anha wa ardha. Baik. Kata An-Nawawi rahimahullah, antara Maryam dan Khadijah. Dan sekarang ada juga yang membandingkan antara Khadijah dengan Aisyah. Siapa yang lebih afdal? Kata An-Nawawi rahimahullah, فَالْمُفَاضَلَةُ بَيْنَهُمَا مَسْكُوتٌ عَنْهَا. Kata An-Nawawi rahimahullah, yang disebutkan adalah Maryam terbaik di zamannya, Khadijah terbaik di zamannya. Adapun dibandingkan antara Maryam dan Khadijah siapa yang lebih bagus? مَسْكُوتٌ عَنْهَا tidak disebutkan dalam hadis itu. Gak perlu dibahas. Kurang kerjaan. Demikian pula ketika ada orang yang pengin bandingkan antara Khadijah dengan Aisyah radhiallahu anha kurang kerjaan. Cukup kita mengetahui bahwa mereka adalah أُمَّهَاتُ الْمُؤْمِنِينَ. Memiliki kedudukan, ketakwaan, keimanan, keilmuan. Dan mereka akan menjadi istri

Nabi sallallahu alaihi wasallam di hari kiamat. Dan kita berdoa semoga Allah azza waalla mengumpulkan kita bersama mereka di hari kiamat. Dan cukuplah kita berbangga ketika kita memiliki ibu-ibu. Ibu kita أُمَّهَاتُ الْمُؤْمِنِينَ. Mereka ibu kita. Otomatis kita tidak rela ketika ada orang yang mencela ibu kita, membicarakan mereka dengan kejelekan dan keburukan apalagi tuduhan-tuduhan yang miring bahkan keji. Maka sudah sepantasnya seorang mukmin ahlusunah membela أُمَّهَاتُ الْمُؤْمِنِينَ ketika ada orang-orang yang berani untuk menuduh

bahkan mencela. Dan tidak bakal dipadukan antara orang yang selalu mencela Aisyah radhiallahu anha bahkan menduduh yang berzina dengan orang ahlusunah. yang mengagungkan sunah dan termasuk membela loyal kepada keluarga Nabi sallallahu alaihi wasallam termasuk istri-istrinya. Baik, ini merupakan keistimewaan Khadijah radhiallahu anha sampai diucapkan dan dititipin salam oleh malaikat Jibril bahkan dari Allah Subhanahu wa taala sampai kata Ibnu Qayyim rahimahullah dalam kitab زَادُ الْمَعَادِ beliau

mengatakan هَذِهِ خَاصَّةٌ ini adalah situasi dan kondisi khusus sekali. Nah, dikatakan لَا تُعْرَفُ لِامْرَأَةٍ سِوَاهَا. Tidak ada seorang wanita yang bisa sama dengan ini siapapun dia sampai diberikan titipan salam dari Allah Subhanahu wa taala dan dari ee malaikatnya. E dan ini ee menunjukkan bahwa ada sebagian hamba Allah ketika mereka masih hidup ternyata dibokingkan tempat di surga dan surga berarti sudah ada. Dan orang مُتَفَاوِتُونَ bertingkat-tingkat nanti mereka ada di dalam surga. Ketika Umar bin Khattab radhiallahu anhu masih

hidup di tengah para sahabat, ternyata Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan Umar bin Khattab punya istana di dalam surga. Bahkan di situ ada seorang wanita yang sedang berwudu. Dan ini Umar bin Khattab radhiallahu anhu termasuk Khadijah radhiallahu anha ketika dengan detail diberitahu فَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ. Ya, ada surga yang terbuat dari qasab. Qasab itu adalah rangkaian rangkaian dari mutiara disebutkan artinya الْقَصَبُ اللُّؤْلُؤُ الْمُجَوَّفُ. Ya, jadi rangkaian dari mutiara yang di

dalamnya lubang. Artinya ada rongga untuk ditempati dan itu indah sekali. Itu indah sekali. Dan memang ketika kita membayangkan bagaimana kondisi istana atau rumah di surga, kita tidak bisa membayangkan sekarang saja di lingkungan masyarakat kita kalau ada orang yang membuat rumah kemudian tembok atau pintu atau jam dinding atau beberapa perkakas dibuat dari emas. Kalau dulu kita sedang berbicara dengan teman-teman Arab, mobil yang apa di dashboard-nya gitu, orang kaya kadang-kadang ada yang pesan,

“Saya pengin dashboard-nya itu dibuat dari kayu gaharu.” Sehingga tidak perlu ada pasang-pasang parfum. Itu mobil sudah bau wangi terus karena memang dibuat dari kayu gaharu. Orang mungkin akan melihatkan bagaimana kelebihan hartanya sampai dia membuat rumah seperti lambang kemewahan yang tidak kebayang. Anggap saja misalkan ada orang punya istana kemudian dari marmer itu sudah menunjukkan keindahan luar biasa. Bagaimana kalau sana dari emas? Sebagaimana kalau saya dari permata dan di surga disebutkan seperti itu. Ini

menunjukkan bagaimana kenikmatan itu sudah lewat dari bayangan orang. Dan memang ada dalam hadis dikatakan “أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ sَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ”. “Aku sudah siapkan untuk hamba-hambaku,” kata Allah, “surga yang tidak bisa dibayangkan, tidak pernah dilihat dan tidak pernah didengarkan.” Dan ini adalah kabar gembira untuk orang-orang beriman. Hadis ketiga. Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadis Abu Said al-Khudri diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam

Ahmad, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ubadah Ibnu Somit radhiallahu anhu dalam Musnad Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda ini dalam hadis yang ke-70. أَتَانِي جِبْرِيلُ. “Jibril mendatangiku.” فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، اشْتَكَيْتَ؟ “Wahai Muhammad, kamu sakit ya?” قَالَ: نَعَمْ. “Iya aku lagi sakit.” قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ. “Dengan nama Allah aku merukiah kamu dari setiap sesuatu yang menyakiti kamu dan

setiap jiwa atau ain yang hasad. Mata tatapan mata yang hasad.” بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، وَاللَّهُ يَشْfِيكَ. “Nah, dengan nama Allah aku merukiahmu wahai Muhammad. Dan semoga Allah azza waalla memberikan kamu kesembuhan.” Ini namanya rukiah. Dalam beberapa riwayat disebut dari Abu Hurairah radhiallahu anh, Rasul sallallahu alaihi wasallam menyatakan, “أَلَا أَرْقِيكَ كَمَا رَقَانِي جِبْرِيلُ؟” كَمَا قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ. “Mau enggak kamu tak rukiah seperti dulu Jibril merukyah aku?” Lalu disebutkan ini, بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، وَاللَّهُ يَشْfِيكَ. Ya, ini namanya rukyah. Rukyah itu artinya membaca jampi-jampi atau ungkapan dan lafaz-lafaz. Jampi ini qat kamit dan bacaan dilakukan oleh beberapa dukun. tetapi juga dilakukan dengan cara yang benar. Ketika yang dibaca adalah Al-Qur’an, yang dibaca adalah doa dan zikir, maka ini dibolehkan. Di zaman sebagian sahabat belum masuk Islam, ada sebagian mereka yang merukiah dan membaca jampi-jampi untuk memberikan

pengobatan. Dia lapor kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam ketika sudah masuk Islam. “إِنَّا كُنَّا نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ”. “Ya Rasul, kami dulu di masa jahiliah juga suka merukiah.” Ini yang dilapor adalah seorang sahabat yang bernama Auf ibn Malik al-Asyja’i radhiallahu anhu. Dia mengata, “Ya Rasulullah, dulu kami di masa jahiliah merukyah.” Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan, “اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ”. “Coba tunjukkan kepadaku bagaimana rukyah kalian.” فَإِنَّهُ لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ. “Tidak apa-apa orang melakukan rukyah, membaca-baca selama tidak ada kesyirikannya di situ.” Minta bantuan jin, apalagi ada kekufuran sujud kepada selain Allah. Kemudian mencampur antara bacaan yang hak dengan yang tidak hak. Maka ini yang namanya mantra. Mantra itu jampi-jampi. Tapi rupanya meskipun sebagian masyarakat menyangka bahwa itu adalah praktik yang dibolehkan, akan tapi ketika ada kesyirikan atau ketidakjelasan atau campur aduk yang hak dan yang batil untuk cari uang, untuk

mencampuradukkan syariat dengan yang lain, ini namanya kemungkaran dan kebatilan. Maka As-Suyuthi rahimahullah beliau mengatakan rukiah diizinkan dengan tiga syarat. Yang pertama dengan Al-Qur’an atau dengan nama Allah Subhanahu wa taala seperti yang disampaikan Jibril. بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ. “Aku rukyah kamu dengan nama Allah azza waalla.” Dengan nama Allah dengan Al-Qur’an dibacakan surah Albaqarah, Al-Ikhlas, Alfalaq Annas, surah Al-Fatihah. Ah, enggak apa-apa. Ini yang pertama. Yang kedua menggunakan bahasa Arab.

Kenapa pakai bahasa Arab? Karena bahasa Arab adalah bahasa yang tegas, yang jelas. Tidak mungkin ada orang nyampur adukkan antara bahasa Arab dengan yang lain. Karena dikhawatirkan ketika orang menggunakan bahasa asing, akhirnya lafaz-lafaz Al-Qur’an dicampur-campur sehingga tidak jelas dan itu masuk dalam ranah mantra nanti. Ya. Kemudian yang berikutnya tidak boleh diyakini bahwa rukyah ini bisa menyembuhkan dengan sendinya. Akan tetapi Allah yang menyembuhkan rukiah sebagai salah satu sarana dan

fasilitas untuk mencari kesembuhan. Ini yang disebut oleh As-Suyuthi rahimahullah. Maka rukiah ini bisa dijadikan solusi untuk obat baik penyakit medis atau nonmedis. Baik. Disebutkan di situ setiap yang menyakiti kamu apapun entah itu memang penyakit fisik maupun penyakit yang tidak fisik. Seperti Nabi sallallahu alaihi wasallam pernah disihir. Maka disebutkan di sini مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ. Dari setiap jiwa yang kotor dan ada bahayanya. Ada orang hasad termasuk وَعَيْنٍ حَاسِدٍ. Ain, penyakit ain. Dalam hadis yang sahih diriwayat

oleh Imam Muslim, Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan, “الْعَيْنُ حَقٌّ، وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ لَسَبَقَتْهُ الْعَيْنُ”. “Penyakit ain itu benar adanya. Kalau ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, maka ainlah yang bisa mendahului takdir.” Itu artinya ain adalah tatapan mata orang yang memang punya penyakit di matanya. tidak mesti hasad. Bisa jadi dia tidak hasad. Dia takjub. Dia lihat, “Wah, orang ini ganteng sekali. Oh, anak ini pintar sekali. Oh, rumahnya bagus banget. Oh, mobilnya dan seterusnya.”

Maka dengan tatapan dia karena dia takjub atau dia terheran-heran menarik tapi ternyata di matanya ada penyakit ain itu, maka orang yang dilihat bisa langsung sakit. Bahkan sakitnya parah. Sehingga Nabi sallallahu alaihi wasallam ketika terjadi ee apa namanya? penyakit ain di kalangan para sahabat. Sebagian sahabat melihat ada saudaranya kulitnya kelihatan putih sampai dia mengatakan, “Aku tidak pernah melihat ada kulit putih seputih ini lebih putih dari kulitnya seorang ee gadis.” Langsung jatuh. Langsung jatuh. Kata

Nabi sallallahu alaihi wasallam, “هَلْ تَتَّهِمُونَ أَحَدًا؟” “Apa kalian sempat mencurigai seseorang?” Oh iya, itu setelah dilihat orang itu jatuh, Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan, “عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ؟” “Apa yang membuat sebagian kalian membunuh saudaranya?” نَعَمْ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْ. “Hendaklah sebagian kalian apabila melihat sesuatu yang menakjubkan membaca keberkahan.” Ya, membaca keberkahan atau mendoakan keberkahan. اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيهِ. “Ya

Allah berikan keberkahan pada orang itu.” Atau اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَيْهِ. Ya, artinya sama. Ya Allah berikan keberkahan. Sehingga kalau لَا قَدَّرَ اللهُ seandainya mudah-mudahan tidak orang itu ternyata punya penyakit ain maka tidak akan ngefek ya. Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan apa dalam hadis itu? وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا. “Kalau kalian diminta untuk mandi atau berwudu, maka jangan nolak segera.” Dan ini memang salah satu solusi yang paling tepat. Ketika ada orang tiba-tiba sakit karena dilihat oleh

seseorang dan orang ini ternyata dicurigai. Kenapa? Orang itu sakit setelah dilihat oleh tamu ini misalkan. Dan tamu ini misalkan menyeramkan sekali. Dia lihat kok kayaknya tatapannya itu beda gitu. Orang itu sakit setelah datatangi tamu itu. Ini kayaknya curiga ini. Jangan-jangan karena tamu itu ngelihatin anaknya terus ngelihatin rumahnya, ngelihatin apanya begitu. Wah, tahu-tahu sakit. Oh, kayaknya gara-gara dia misalkan ada orang punya curiga dengan seseorang, maka kalau seandainya itu memang orangnya,

maka dia diperintah untuk wudu. Diperintah untuk wudu. Setelah wudu ini air bekas wudunya ini air bekas wudunya diambil lagi. Kemudian dia disuruh untuk mencuci bagian ee di dalam sarungnya. Kemudian setelah itu dia disuruh untuk mandi. Airnya itu disiramkan ke orang yang kena penyakit ain tadi yang sampai jatuh, sampai sakit, sampai agak bisa bergerak itu disiramin pakai air itu. إِنْ شَاءَ اللهُ sembuh. Itu adalah solusi nabawi. Karena ketika terjadi di kalangan sahabat ada orang dilihat kulitnya wah putih sekali kemudian jatuh

dia. Nabi sallallahu alaihi wasallam perintahkan sang sahabat yang dicurigai tadi untuk berwudu kemudian untuk apa? membasuh dan mandi. Bahkan airnya itu kemudian disiramkan ke itu. فَكَأَنَّمَا خَرَجَ مِنْ عِقَالٍ au yang semacamnya. كَمَا قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Nabi sallallahu alaihi wasallam ee apa periwayat ini mengatakan maka orang tadi yang disiram pakai air bekas wudu orang tadi itu kayak seperti bangun dari ikatan seperti bangun dari tidur kemudian sembuh tidak ada apa-apa seperti tidak ada masalah sama sekali.

Ya, berarti memang seperti itu. Itu kalau orang yang dicurigai betul-betul dia ternyata menjadi penyebab penyakit ain. Tetapi karena penyakit ain tidak bisa diprediksi kepastiannya, tidak bisa diketahui kepastiannya. Oh, ini dari itu. Enggak bisa dipastikan. Tapi mungkin ada indikasi orang itu lihatnya kayak beneran begitu. Nah, yang seperti ini merupakan indikasi tapi belum menjadi sesuatu yang pasti. Nah, maka Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا. “Kalau kalian diminta untuk ee

mandi, jangan nolak. Mandi saja. Suruh wudu, wudu sudah.” Kalau memang ternyata penyebabnya kita, maka الْحَمْدُ لِلَّهِ dia akan sebabnya dia akan sembuh. Ini akan menjadi sebab dia sembuh. Tapi kalau ternyata bukan kita penyebabnya ya dia kita akan mandi, kita akan renang, kita mau apa kemudian itu airnya disiramkan ke dia sampai juga kayak orang apa hujan-hujanan selama 1 tahun juga enggak bakal apa-apa, enggak akan ngefek, enggak akan sembuh juga. Tapi maksudnya ee di dalam hadis itu dikatakan ain itu adalah penyakit yang

benar adanya akan terjadi, maka seorang perlu berhati-hati. Nah, dan penyakit apapun bisa diatasi dengan rukiah. Dan rukiah ini ee terkadang langsung sembuh, terkadang tidak. Dan tadi yang disebutkan ee cara yang paling tepat ketika seorang terkena penyakit sihir atau ain, maka sebabnya itu kalau seandainya diketahui kemudian sebabnya ee diselesaikan masalahnya seperti oh siapa yang melihat atau siapa yang ngirim sihir itu maka buhul atau jimat-jimat yang dipakai untuk sarana menyihir dilepaskan

kemudian dihilangkan. makan maka dengan izin Allah penyakit itu akan hilang. Tapi kalau seandainya tidak tahu, maka memang mau tidak mau harus menggunakan rukiah. Dan rukiah tidak mengapa. Sebagaimana kita jelaskan, rukiah itu juga tidak khusus untuk penyakit ee halus kata orang. Akan tapi penyakit medis pun demikian. Bisa dengan rukiah. Dan tidak dibatasi. Dalam hadis ini, Jibril ee merukiah Nabi sallallahu alaihi wasallam karena penyakit sihir saja, akan tapi مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ. Dari setiap yang bisa menyakiti kamu.

Begitu. Hadis keempat. Berita berikutnya yang diriwayatkan oleh Abu Thalhah, diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan Adh-Dhiya’ Al-Maqdisi dalam kitab Al-Mukhtarah. أَتَانِي جِبْرِيلُ. “Jibril mendatangiku.” فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ “wahai Muhammad,” أَلَا تَرْضَى؟ “Tidakkah engkau rida? Ridakah kamu kalau Rabbmu mengatakan” إِنَّهُ لَا يُصَلِّي عَلَيْكَ مِنْ أُمَّتِكَ أَحَدٌ صَلَاةً إِلَّا صَلَّيْتُ عَلَيْهِ عَشْرًا. “Sungguhnya tidak ada satu umatmu yang mengucapkan selawat kepada engkau wahai Muhammad kecuali aku akan balas dia 10 kali lipat. Kalau

umatmu mengucapkan selawat satu kali maka aku akan balas dengan 10 kali lipat.” وَلَا يُسَلِّمُ عَلَيْكَ أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِكَ تَسْلِيمَةً إِلَّا سَلَّمْتُ عَلَيْهِ عَشْرًا. “Dan tidaklah umatmu mengucapkan salam kepada engkau satu kali, melainkan aku akan ucapkan salam kepada dia 10 kali lipat.” فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَبِّ. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan, “Iya, aku rida banget.” Dan hadis ini menunjukkan fadilahnya selawat. Dan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasul sallallahu alaihi

wasallam menyatakan, “مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا”. “Orang yang mengucapkan selawat kepadaku, Allah akan mengucapkan selawat kepada dia 10 kali lipat.” وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا. Kita tahu kaidahnya satu kebaikan akan dilipat gandakan menjadi 10 kali. Baik. Selawat kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam artinya doa. Artinya, “Ya Allah, tetapkan dan tambahkan selawatmu kepada Rasul sallallahu alaihi wasallam. tambahkan nama yang agung dan tinggi untuk posisi

Nabi kami Muhammad sallallahu alaihi wasallam.” Nah, adapun selawat Allah kepada hambanya ini seperti dinukil dari salah seorang tabiin namanya Abul Aliah yang disebutkan oleh Al-Bukhari rahimahullah صَلَاةُ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ: ذِكْرُهُ فِي الْمَلَإِ الْأَعْلَى أَوِ الْمَلَائِكَةِ. “Allah ketika menyebutkan selawat untuk hamba-Nya, artinya Allah memuji, membanggakan hamb-Nya ini di depan para malaikat.” Ini makna yang dikatakan Allah mengucapkan selawat untuk hamb-Nya. Maksudnya Allah puji di depan malaikat. Makna kedua, Allah memberikan dia

rahmat. Allah memberikan dia ee hidayah sampai keluar dari kegelapan menuju ke tempat yang terang benderang. Allah menyebutkan dalam surat Al-Ahzab, هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ. “Allah azza waalla dan juga para malaikat yang mengucapkan selawat kepada kalian agar kalian bisa dikeluarkan agar Allah keluarkan dari kegelapan.” dan kesesatan menuju ke cahaya dan hidayah. Ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa taala mengucapkan selawat yang diartikan seperti ini. Seperti dinukil dari tafsir

As-Sa’di. Ya, As-Sa’di rahimahullah mengatakan, وَمِنْ رَحْمَتِهِ وَآثَارِهَا مَا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ. “Di antara tanda rahmat Allah azza waalla dan asarnya Allah subhanahu wa taala memuji engkau di sisi malaikatnya.” Kemudian yang itu semua dapat mengeluarkan hambanya dari kegelapan menuju kepada cahaya. Nah, maka sampai sebagian ulama mengatakan kalau demikian berarti selawat ini, selawat kepada Rasul sallallahu alaihi wasallam bisa jadi lebih afdal daripada doa seseorang untuk maslahat dirinya. Ya Allah, aku pengin kaya. Ya

Allah, aku pengin ilmuku semuanya bermanfaat. Ya Allah, aku pengin masuk surga. Ya Allah, aku pengin seperti seperti terus begini. Ini afdal, jelas ini ibadah. Ini ada fadilahnya. Maksudnya ada fadilahnya, ada pahalanya dan Allah juga perintahkan kita berdoa. Tetapi afdal lagi kalau seandainya seorang berselawat. Kenapa? Karena Allah yang akan berselawat untuk dia 10 kali lipat lagi. Maka selawat ini bisa lebih afdal dari doa seseorang untuk dirinya sendiri. ketika dia berdoa untuk sendiri-sendiri

dia hanya mendapatkan pahala ya itu yang dia panjatkan. Akan tetapi ketika dia berselawat kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam maka dia akan mendapatkan 10 kali lipat. Ya tentunya ketika seseorang bisa menggabungkan dua-duanya maka itu yang afdal. Bahkan para ulama juga mengatakan bahwa di antara adab seorang berdoa, dia perlu memulai dengan pujian kepada Allah sekaligus berselawat kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam. Dalam hadis juga yang sahih dikatakan Nabi sallallahu alaihi wasallam pernah

mendengar ada orang berdoa tapi tidak sempat mengucapkan selawat, tidak memuji Allah azza waalla. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan, “عَجِلَ هَذَا” “Ini orang keburu-buru ini.” “إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِحَمْدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ، ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَدْعُو بِمَا شَاءَ”. Nabi sallallahu alaihi wasallam mengatakan, “Kalau ada orang yang mau berdoa hendaklah dia memulai dengan pujian kepada Allah. Setelah itu nambahin dengan berselawat kepadaku setelah itu dia mau berdoa apa saja silakan.” Ya, ini adalah adab dalam berdoa seperti

itu. Baik, ini yang keempat dan kita tutup dengan hadis yang kelima. Nabi sallallahu alaihi wasallam menyebutkan dari hadis Ibnu Abbas diriwayatkan oleh Imam At-Thabarani, al-Hakim, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman termasuk Al-Mukhtarah ee عَفْوًا eh Adh-Dhiya’ Al-Maqdisi dalam kitab Al-Ahadits Al-Mukhtarah. Dalam hadis yang ke-72 disebutkan, أَتَانِي جِبْرِيلُ. “Aku didatangi oleh Jibril.” فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ. Ya. Mengatakan, “Wahai Muhammad,” إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَعَنَ الْخَمْرَ. “Sungguhnya Allah subhanahu wa taala

melaknat khamr.” Ini ada 10 biji nih yang dilaknat oleh Allah azza wa jalla. Dan setiap yang dilaknat Allah maka itu dosa besar. Setiap yang dilaknat Allah maka ini dosa besar. Ada 10 yang dilaknat oleh Allah di sini. Yang pertama, إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْخَمْرَ. Allah melaknat minuman keras. Minuman keras apa? Yang bisa memabukkan, membuat akal orang hilang. Seperti dalam riwayat Umar bin Khattab radhiallahu anhu. وَالْخَمْرُ مَا خَامَرَ الْعَقْلَ. khamer itu yang bisa membuat akal orang hilang, tertutup. Apapun bentuk dan bahannya dari anggur,

dari tape, dari barang apapun. Bahkan dulu di Madinah khamer dibuat dari kurma, ditimbun lama dicampur ini, dibuat begini sampai menjadi arak dan khamer. Minuman keras menghilangkan akal seseorang dilaknat oleh Allah subhanahu wa taala. Kita lihat siapa saja yang dilaknat di sini disebutkan وَعَاصِرَهَا dan orang yang memerasnya, membuatnya kemudian وَمُعْتَصِرَهَا dan orang yang juga membuatnya. Al-Munawi rahimahullah mengatakan yang pertama buat untuk orang lain, yang kedua membuat untuk diri sendiri ya dua-duanya termasuk yang mesan enggak

ada beda ya. Dia mungkin dibuatkan orang lain. Maka dikatakan tadi وَعَاصِرَهَا orang yang memeras. Meras untuk siapa? Untuk dirinya atau untuk orang lain? Untuk orang lain. Maka yang pesan juga kena di situ. وَشَارِبَهَا. Dan orang yang meminum, yang minum-minuman keras itu dia akan kena laknat Allah azza waalla. وَحَامِلَهَا yang membawakan وَالْمَحْمُولَةَ إِلَيْهِ dan orang yang dibawain. Dia pesan lalu dibawain ekspedisi dibeliin atau apa. وَبَائِعَهَا orang yang jualan. وَمُبْتَاعَهَا orang yang membeli.

وَسَاقِيَهَا orang yang memberi minum menyuguhkan. وَمُسْتَقِيَهَا. Dalam riwayat lain dikatakan وَمُسْتَقِيَهَا. Orang yang minta dituangin, minta dilayani. Baik. Ada 10 ini di sini ada tambahan lagi yang tidak disebutkan dalam lafaz ini. وَآكِلَ ثَمَنِهَا. Orang yang makan harganya yang memanfaatkan hasil penjualannya. Mungkin tidak dimakan tapi dipakai untuk beli mobil, bikin rumah dan seterusnya. Sama kata para ulama, آكِلُ الثَّمَنِ artinya bukan hanya terbaku pada orang yang makan dari hasil harta itu, akan tetapi termasuk yang memanfaatkan

dikatakan makan karena kebanyakan orang memanfaatkan harta dengan dimakan. Akan tetapi ini bisa ee berlaku untuk semua kegiatan. dipakai pakaian, dipakai kendaraan, dipakai tempat tinggal, bahkan dimanfaatkan untuk kebutuhan apapun seperti tamasya, ngasih atau dia pakai untuk bisnis dan seterusnya. Maka ini masuk dalam kategori dia makan hartanya atau memanfaatkan harta yang ditimbulkan disebabkan dari minuman keras. Dan ini merupakan dosa besar yang tidak ada sama sekali para ulama meragukan. Tidak ada para ulama yang khilaf tentang

keharaman minuman keras bahkan dosa besar. Dalam sebuah hadis yang hasan, Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan ee “اجْتَنِبُوا الْخَمْرَ فَإِنَّهَا أُمُّ الْخَبَائِثِ”. “Hindari minuman keras karena itu adalah induknya dari semua dosa-dosa.” Bahkan disebutkan juga dalam hadis ee dalam Sahih Muslim, Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan, “إِنَّ عَلَى اللَّهِ عَهْدًا لِمَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ أَنْ يَسْقِيَهُ”… Ya, مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ. Iya. Dikatakan dalam hadis khabal ya مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ. “Sesungguhnya Allah azza waalla

ingin berkomitmen menyiapkan orang yang minum-minuman keras akan diberi minum dari طِينَةِ الْخَبَالِ.” طِينَةِ الْخَبَالِ apa itu? Sebagian sahabat bertanya, “يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ؟” “Apa yang dikatakan dengan طِينَةِ الْخَبَالِ?” Minuman yang akan dikasihkan kepada para peminum minuman keras. Nanti pada hari kiamat mereka dikasih itu. Nabi sallallahu alaihi wasallam menyatakan “عَرَقُ أَهْلِ النَّارِ” “keringatnya penghuni neraka.” “أَوْ عُصَارَةُ أَهْلِ النَّارِ”. “Usar ahlinar. Nanah-nanahnya.” Nanah yang keluar dari tubuh para

penghuni neraka ini akan dikumpulkan kemudian dipaksa untuk diminum oleh orang yang pernah mabuk-mabukan. Jadi yang mabuk ini dia melakukan dosa besar dan ternyata dosa besar ini rentetan semuanya kena. Allah mengatakan وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ. “Jangan kalian ee bekerja sama dalam dosa dan permusuhan.” Maka semua yang dilaknat ada 10 nih ya. orang yang memeras, orang yang mesan, orang yang jual, yang beli, yang bawa ekspedisinya, kemudian orang yang menjadi sebab perantaranya, kemudian orang yang jadi

ramusaji dan seterusnya, orang yang mau dilayani. Ternyata dilaknat semua oleh Allah subhanahu wa taala. نَعُوذُ بِاللهِ. ee At-Tibi rahimahullah seperti dinukil oleh Al-Munawi, beliau mengatakan orang yang menjual anggurnya kepada pembuat minuman keras, dia juga sama mendapat laknat. Dia berhak untuk mendapatkan laknat karena dia tahu ini anggur mau dibuat itu. Kalau anggur dimakan biasa enggak ada masalah, tapi dia sudah tahu ini akan dibikin khamar dan dia jual aja. Ini juga termasuk kecipratan laknatnya.

Kemudian kata Al-Munawi rahimahullah, sebagian orang bisa mengumpulkan dari 10 sifat ini. Dia pengepul, pengedar, peminum. Kadang dia yang menyajikan, kadang dia minta juga disajikan. Kadang dia memerah untuk diri sendiri atau untuk orang lain dan seterusnya. Bahkan ada sebagian orang bisa semuanya. نَعُوذُ بِاللهِ. Artinya dia di waktu yang sama dia beli dari orang lain, di waktu berikutnya dia ngejual ke orang lain. Jadi dia menggabungkan dua-duanya. Dia minta dibuatkan dan dia bisa bikin sendiri juga. Artinya dia mengambil

semua sifat itu digabungkan. Maka kata Al-Munawi rahimahullah وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الْخِذْلَانِ. “Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan.” terhina sekali seorang bayar mahal untuk menghilangkan akal sendiri. Dan ini seperti diketahui semua orang ketika ee orang kadang-kadang penat, stres, kepikiran, akhirnya dia pengin melupakan semua tekanan itu. Apa yang dilakukan? Mabuk. Biar dia tenang. Apakah ini menjadi tenang yang artinya semua masalah hilang? Tidak. masalah itu masih ada. Cuman dia tidak mikir saja.

Sampai سُبْحَانَ اللهِ saya pernah mendengar ada seorang psikiater. Psikiater itu orang psikolog. Dia kasih saran kepada salah satu ee kliennya atau pasiennya. Ya enggak apa-apalah sekali-kali minum-minuman keras itu biar kamu agak tenang sedikit. Itu bukan salah namanya tenang, tapi itu membuat dia tidak mikir. Bahkan masalah masih banyak. Seperti orang punya hutang, dia bingung sekali. Apa langkah yang tepat untuk dikerjakan? Bayar hutangnya. Bukan malah dia mabuk kemudian jadi tidak mikir mikirin hutang. Ini kan pemikiran yang

ee kita katakan tolol ya. Pemikiran yang memang tidak bijak. Bahkan salah dia lari dari ee tanggung jawab namanya. bahkan mencari masalah yang baru dan dia perlu untuk membayar juga menghilangkan akalnya itu. عَلَى كُلِّ حَالٍ semoga Allah azza waalla menyelamatkan kita semua, melindungi kita terus dan memberikan kita hidayah taufik, menjauhkan dari segala dosa-dosa besar dan para pelakunya dan semoga Allah menjaga keamanan kita dunia akhirat ini dapat kita pelajari. Semoga bermanfaat. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

نَعَمْ ustaz جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا وَبَارَكَ اللهُ فِيكُمْ atas materi yang telah disampaikan kesempatan malam hari ini tentang kabar dari Jibril عَلَيْهِ السَّلَامُ dan إِخْوَةَ الْإِسْلَامِ أَ عَزَّنِيَ اللهُ وَإِيَّاكُمْ. Kami buka sesi interaktif soal jawab. Bagi Anda ingin bertanya secara langsung, Anda bisa menghubung kami di 0218236543 atau Anda dapat kirimkan pertanyaan chat WA di 0218236543. Nah, kita angkat pertanyaan pertama dari

penelepon terlebih dahulu di kami persilakan ya. Silakan. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. Dengan siapa Bapak dan berada di mana? Dengan Rudi Tangerang. Pak Rudi Tangerang. Silakan. Asalamualaikum, Pak Ustaz. وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ ee yang saya tanyakan begini, Pak Ustaz. Apa benar, Pak Ustaz, ya kalau pendapat orang yang mengatakan bahwa selawat itu bisa apa ya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang susah itu. Jadi kalau punya masalah

susah itu kita memperbanyak bacaan selawat. Itu benar apa enggak, Pak? Cukup atas apanya جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا بَارَكَ اللهُ فِيكَ. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. وَجَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا وَفِيكَ بَارَكَ اللهُ. Kepada Ustaz kami persilakan untuk menjawab. Silakan, Ustaz. وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. Iya. Ee tidak diragukan bahwa selawat memiliki keistimewaan, fadilah pahala seperti ibadah lain seperti salat, berdoa, baca Al-Qur’an, iktikaf, puasa, dan seterusnya. Tapi apakah permasalahan

seorang akan selesai dengan selawat saja? Seperti doa. Kita minta kepada Allah agar semua urusan kita dipermudah. Tapi apakah dengan hanya sekedar doa maka semua urusan kita selesai? Kita punya utang tahu-tahu kebayar sendiri karena kita berdoa terus ketika kita iktikaf atau kita puasa. Akhirnya tahu-tahu semua urusan kita, tahu-tahu kebayar semua hutangnya kemudian enggak ada pekerjaan, tahu-tahu kita ditawari 10 perusahaan begitu. ini ee وَاللهُ أَعْلَمُ tidak benar. Jadi orang tetap ee berupaya untuk melakukan usaha.

Kita tetap berusaha agar ee semua urusan terselesaikan sambil berdoa kepada Allah. Adapun seorang ketika beribadah menjadikan ibadah itu sebagai wasilah dan sarana untuk tawasul kepada Allah. Boleh ya? Boleh. Ya Allah, aku minta kepada Engkau dengan selawatku yang aku usahakan dengan sebanyak-banyaknya kecintaanku kepada Rasul sallallahu alaihi wasallam. Aku pengin ini sebagai wasilah dan engkau jadikan sebab urusanku dimudahkan. Setelah itu dia berusaha juga ya. Semua urusan dia dikerjakan maka Allah yang akan kasih

jalan. Bukan hanya selawat terus, seperti orang berdoa terus tapi tidak mau kerja, maka dia berharap dapat rezeki. Di zaman Umar bin Khattab radhiallahu anhu, ada orang di masjid terus dia gak mau kerja. Maka ditanya oleh Umar bin Khattab radhiallahu anhu, “مَا أَنْتُمْ؟” “Kalian ini siapa?” قَالُوا: نَحْنُ مُتَوَكِّلُونَ. “Kami orang-orang yang bertawakal kepada Allah.” Maka kata Umar bin Khattab radhiallahu anhu, “كَذَبْتُمْ؟” “Kalian bohong.” “بَلْ أَنْتُمْ مُتَأَكِّلُونَ”. “Kalian ini orang-orang yang cari makan gratis aja.”

الْمُتَوَكِّلُ مَنْ أَلْقَى حَبَّهُ ثُمَّ تَوَكَّلَ “Orang yang betul-betul bertawakal secara sejati adalah orang yang mengambil sebab dengan menabur benih dia bercocok tanam setelah itu tawakal kepada Allah azza waalla tapi harus mengerjakan usaha dulu seperti itu.” وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ. نَعَمْ ustaz جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا بَارَكَ اللهُ فِيكُمْ atas jawaban yang telah diberikan ustaz demikian jawaban untuk Pak Rudi. Mudah-mudahan dapat dipahami dengan baik dan benar. Kita angkat pertanyaan berikutnya kembali di 0218236543. Kami persilakan bagi Anda yang telah

masuk ya. Silakan ya. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. Dengan siapa? Bapak Anda berada di mana? Saya Amarullah Yunaldi di Lubuk Basung Kabupaten Agam Sumatera Barat. Pak Rinaldi di Lubuk Basung Sumatera Barat. Silakan, Pak. Yang ditanyakan pertama yaitu dulu kan gambar kita foto-foto kenang kita dipajang ini disimpan dalam album apakah boleh. Kemudian e siaran TV yang pakai gambar ini apakah boleh nih? Ee terima kasih. Asalamualaikum warahmatullahi

wabarakatuh. Baik terima kasih banyak Pak Rinaldi. وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. Dan kepada Ustaz kami persilakan untuk menjawab. Silakan Ustaz. وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. Baik, permasalahan foto fotografi atau video ini yang pernah disampaikan oleh Syekh Sulaiman Ar-Ruhaili hafidzahullah ini adalah masalah kontemporer atau dalam istilah fikihnya نَوَازِلُ ya. Sesuatu yang memang dulu belum ada. Maka yang berfatwa adalah orang yang melihat dan menyaksikan lalu menimbang dari

hukumnya. Sebagian ulama kontemporer mengatakan ini masuk dalam kategori gambar makhluk bernyawa ya karena memang tidak ada bedanya. Nah, sebagian ulama mengatakan tidak karena ini adalah nangkap bayangan, bukan gambar seperti yang diilakukan di zaman orang-orang dulu. Gambar, melukis, bahkan memahat dan membentuk patung. Tetapi ini tidak. Ini adalah menangkap bayangan, gambar, video atau gambar cepret foto begitu. Nah, seperti orang bercermin. Bercermin ketika dia di depan kaca gambarnya ada. Ketika dia pergi enggak

ada. Hanya video ini tidak seperti cermin sebenarnya. Akan tetapi dia cermin pada saat orangnya ada, tetapi setelah itu ditangkap. Jadi bayangan itu ditangkap istilahnya begitu. Apakah ini termasuk foto ee apa gambar makhluk bernyawa atau berbeda. Sebagian ulama mengatakan ini sama. seperti Syekh Muhammad bin Ibrahim. Kemudian fatwa Lajnah Daimah, kemudian beberapa ulama mengatakan memang ini sama. Yang kedua mengatakan tidak. Termasuk Syekh Muhammad Saleh Utsaimin rahimahullah. Beliau mengatakan ini tidak termasuk

yang dilarang. Akan tetapi kalau seandainya seorang berusaha untuk hati-hati maka لَا شَكَّ tanpa diragukan ini yang lebih afdal, aula dan lebih selamat. beberapa kondisi darurat seperti foto yang dipakai untuk ee berkas resmi ini tidak bisa lagi untuk dihindarkan. Seorang perlu paspor, KTP, kemudian berkas yang lain menggunakan foto, maka tidak mengapa dan mudah-mudahan dimaklumi. Akan tetapi ee ketika seorang hanya ingin selfie, mengenang, mengingat atau apa, ini yang perlu dihindari. Apalagi kalau

seandainya foto-foto seperti itu akan dapat ee menghilangkan keberkahan وَنَعُوذُ بِاللهِ menjadi sebab orang tidak suka hasad dan kena penyakit ain. Video sama ya. Bahkan ada sebuah disertasi ee tentang hukum ee apa namanya gambar. Kemudian dalam disertasi itu disebutkan tentang hakikat pembuatan video. Ternyata video itu lebih kencang, lebih detail daripada sekedar foto. Nah, kemudian ee disebutkan pula bahwa para ulama ternyata menilai hukumnya sama dengan yang tadi khilafnya. Dan وَاللهُ أَعْلَمُ ee bisa juga ditimbang dari maslahat dan

madarat. Kalau seandainya ada maslahatnya untuk ee apa namanya? dakwah, kemudian nasihat dan seterusnya, sebagian ulama betul-betul menilai bahwa itu merupakan hal yang di ee apa namanya? Ditoleransi. Ee meskipun seperti Syekh Muhammad Saleh Utsimin rahimahullah, beliau tegas mengatakan bahwa ini bukan gambar yang dilarang. Tapi yang jelas kesimpulannya ketika seorang bisa lebih berhati-hati dengan gambar maka ini yang lebih afdal. وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ. نَعَمْ ustaz. جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا بَارَكَ اللهُ فِيكُمْ atas jawaban yang telah

diberikan ustaz. Demikian jawaban untuk Pak Rinaldi di Lubuk Basung, Sumatera Barat. Mudah-mudahan dapat dipahami dengan baik dan benar. إِخْوَةَ الْإِسْلَامِ أَ عَزَّنِيَ اللهُ وَإِيَّاكُمْ kami angkat pertanyaan melalui chat WA yang sudah masuk dari penanya kita, Ustaz. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ustaz, izin bertanya. Bagaimana jika seseorang meninggal namun tidak ada yang mengetahui tentang dirinya sehingga dia tidak dikubur? Apakah ada alam kubur baginya, Ustaz? Dan apakah hukumnya bagi mayat seperti itu, Ustaz? Silakan, Ustaz.

Baik. Seorang muslim terhormat ketika dia hidup dan setelah wafat. Maka di antara hak seorang muslim yang harus ditunaikan oleh muslim yang lain adalah diurus jenazahnya. Para ulama mengatakan pengurusan jenazah adalah فَرْضُ كِفَايَةٍ. فَرْضُ كِفَايَةٍ alias wajib. Tidak gugur kewajiban itu sampai ada yang menjadi wakil kaum muslimin mengurus jenazahnya. Kalau ternyata semua tidak mau mengerjakan, maka dosa itu akan berlaku untuk semua. Kalau seandainya tidak diketahui, aman. Tetapi kalau seandainya diketahui,

maka kaum muslimin memiliki kewajiban untuk memakamkan, memandikan sebelumnya dan mengkafani lalu dimakamkan secara layak dan disalatkan sebelumnya. Kemudian kalau seandainya seorang tidak dikuburkan, apakah dia memiliki kuburan atau tempat sendiri, otomatis itu sudah menjadi takdir Allah عَزَّ وَجَلَّ. Andaikan dia tetap di atas tanah, maka dia pun akan usang, dia akan dimakan rayap sama aja ya. Jadi tetap Allah عَزَّ وَجَلَّ akan membuat badan dia akan hilang kecuali dengan izinnya satu badan dibiarkan ee apa namanya utuh.

Seperti beberapa sahabat ketika mereka dimakamkan di perang Uhud ternyata terjadi banjir. Setelah terjadi banjir maka jasad-jasad itu keluar. Termasuk di antaranya ayah Jabir ibn Abdillah yaitu Abdullah bin Amr bin Haram. ketika ee beliau dimakamkan di perang Uhud kemudian ada banjir besar sampai akhirnya jasad-jasad itu keluar lagi. Sampai dikatakan oleh Jabir, “Ayahku seperti mati kemarin, darahnya masih segar, kemudian orangnya, jasadnya masih hanya beberapa rambut saja yang hilang di bagian telinganya

atau yang semacamnya.” Nah, ini Allah عَزَّ وَجَلَّ bisa menjadikan badan sebagian kaum muslimin utuh meskipun sudah dikubur. Tapi kalaupun tidak dikubur dengan lambat laun dan berjalannya waktu juga akan sirna. Bahkan ee sebagian orang lebih memilih untuk dibakar. Sebagian mereka ditenggelamkan di dalam laut dan seterusnya. Ini semua ee seperti menjadi ee alam kubur dia ya. Dan yang penting sebenarnya bukan jasadnya, akan tetapi alam barzakhnya. Karena alam kubur itu ee bukan hanya berkaitan dengan lubang yang kita buat.

Dan semoga Allah عَزَّ وَجَلَّ melapangkan kubur kita semua. Tapi yang penting adalah bagaimana ruhnya tadi nanti akan ada نَعِيمُ الْقَبْرِ atau azabnya. Apakah akan diazab atau akan disiksa itu yang lebih penting ya. Sehingga kadang kita melihat ada orang sampai jasadnya sudah tinggal tulang belulang kemudian dipindahkan. Tetapi penyiksaan atau nikmat yang Allah berikan terus berlangsung sampai hari kiamat. Karena itu alam barzakh itu adalah alam antara dunia dan akhirat. Allah akan memberikan ee kenikmatan

untuk orang yang memang berhak dan Allah عَزَّ وَجَلَّ akan menghukum orang yang memang banyak dosanya. نَعُوذُ بِاللهِ. Baik. وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ. نَعَمْ Ustaz جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا بَارَكَ اللهُ فِيكُمْ atas jawaban yang telah diberikan Ustaz dan pertanyaan dari chat yang telah kami sampaikan kepada Ustaz. Merupakan pertanyaan terakhir di kesempatan malam hari ini Ustaz? Dan sebelum kita akhiri perjumpaan kita ini di malam hari ini, kami minta kepada Ustaz menyampaikan ikhtitam. Silakan Ustaz. Ah sudah. Baik. الْحَمْدُ لِلَّهِ ikhwah sekalian,

sedikit banyak ketika kita diberi kesempatan oleh Allah عَزَّ وَجَلَّ untuk mengenal sunah Nabi sallallahu alaihi wasallam. Sunah dalam artian ajaran beliau. Dan di antara sunah beliau memang ada yang sunah, yang tidak wajib. Ada sebagian yang wajib, ada sebagian yang sunah. Ketika yang sunah itu pun kita bisa kerjakan, maka kita tidak ragu itu yang afdal dan itu yang ideal. Termasuk tadi yang kita sebut dalam pembahasan awal kajian bahwa ternyata dalam urusan makan dan minum saja kaum muslimin memiliki peraturan yang detail.

makan menggunakan tangan kanan, mengucapkan basmalah, tutup atau dibuka apa namanya wadah dan seterusnya. Ini dalam rangka menggapai sebuah kesempurnaan dan keistimewaan. Maka alangkah membahagiakan dan membanggakan. Seperti dalam Sahih Muslim, sahabat Salman al-Farisi radhiallahu anhu membanggakan sekali eh ajaran syariat ini. Ketika beliau ditanya, “قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ؟” “Apakah Nabi kalian mengajari semua urusan sampai dalam urusan cebok atau bersuci?” قَالَ: أَجَلْ. “Iya. Dalam urusan

seperti itu pun dalam syariat kami lengkap.” Kata Salman Al-Farisi, “Iya, dalam syariat kami orang ketika buang hajat kemudian akan bersuci saja. Kita dilarang untuk menghadap kiblat atau membelakangi. Kita dilarang untuk bersuci kalau tidak ada air menggunakan batu atau apa, kurang dari tiga batu nanti kurang bersih. Atau kita tidak boleh menggunakan tangan kanan ketika buang hajat bercebok. Dan kita juga tidak boleh bersuci menggunakan ee tulang atau kotoran hewan.” Nah, ini kesempurnaan dalam cebok. سُبْحَانَ اللهِ.

Dulu pernah kita ngobrol, ana sedang diskusi dengan beberapa masyaikh. Saya bilang, “Syekh, kenapa negara-negara barat mereka maju, bersih, dikenal dengan ketertiban dan kedisiplinan?” Maka Syekh mengingatkan, “Ini yang sering salah orang-orang. Kalian nyangka bahwa dunia Barat orang-orang yang tidak kenal agama mereka lebih bersih.” Kata siapa? Kalian hanya lihat sampah saja atau peraturan sebenarnya itu peraturan ketat, tapi itu bohong karena orang-orang justru tidak paling bersih.

Yang paling bersih itu orang Islam. Ketika mereka tahu ada cebok, ada bersuci, ada wudu, bahkan mereka sebelum tidur bangun tidur ada mandi dan seterusnya. Di saat orang-orang enggak kenal agama, dalam kondisi junub mereka tidak mandi. Bahkan buang hajat pun mereka tidak cebok. Banyak kayak begitu. Maka mestinya seorang muslim bangga dengan identitas dan agamanya. Semoga dengan sunah kita bisa menjadi mulia dan kita istiqamah di atas keistiqamahan. وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْfِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

نَعَمْ, Ustaz, جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا. بَارَكَ اللهُ فِيكُمْ ustaz atas materi yang telah disampaikan di kesempatan malam hari ini dan juga ikhtitam yang telah Antum sampaikan Ustaz. Setelah jawaban-jawaban yang telah Antum berikan dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kami ucapkan terima kasih banyak atas itu semua. Semoga Allah Subhanahu wa taala menjaga antum dan

keluarga antum di sana. Serta semoga Allah meluaskan bagi antum sehingga semakin banyak faedah ilmu yang dapat kita ambil dan setiap perjumpaan bersama antum. إِنْ شَاءَ اللهُ. اللَّهُمَّ آمِينْ. Dan juga rekan-rekan kami di Radio Roja, e rekan-rekan kami Cikarang dan juga rekan-rekan kami di STDI Jember. Semoga Allah Subhanahu wa taala memudahkan bagi kita untuk dapat terus menghadirkan kajian-kajian ini di tengah-tengah kalangan keluarga kaum muslimin. اللَّهُمَّ آمِينْ إِنْ شَاءَ اللهُ. جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا. بَارَكَ اللهُ فِيكُمْ.

Related Articles

Back to top button