As-Sirah An-Nabawiyah Ash-Shahihah #3

Kajian Kitab: As-Sirah An-Nabawiyah Ash-Shahihah #3

1. Khutbatul Hajah (Pembukaan)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah ﷺ yang memudahkan pertemuan kita pada kesempatan kali ini, pertemuan yang ketiga dalam pembahasan Kitab as-Sirah an-Nabawiyah as-Shahihah. Dan masih kita pada awal-awal dari kitab ini, bicara tentang bagaimana keadaan kota Mekkah sebelum diutusnya Rasulullah ﷺ.


2. Lanjutan Pembahasan: Kondisi Mekkah Pra-Islam

Telah berlalu tentang letak strategis yang dimiliki oleh kota Mekkah, perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy, dan bagaimana orang-orang Quraisy dengan keamanan dan letak strategis yang Allah ﷺ berikan kepada mereka, serta penghormatan yang dilakukan oleh manusia kepada mereka, mengambil manfaat yang besar dari keadaan-keadaan ini.

A. Peran Quraisy dalam Peperangan Pra-Islam

Orang-orang Quraisy tidak ikut serta dalam peperangan-peperangan sebelum datangnya Islam. Ini termasuk strategi mereka untuk menjaga keamanan perdagangan dan ekonomi mereka. Mereka tidak ikut campur, kecuali Perang Fijar (Hurub al-Fujjar al-Arba’), itu pun hanya peperangan yang kecil saja dan berupa bentrokan, bukan peperangan yang besar.

Nabi ﷺ telah menyaksikan dan mengikuti peperangan yang terakhir dari empat peperangan tadi, yaitu Perang al-Fujjar yang keempat, dan saat itu umur beliau adalah 20 tahun. Orang-orang Quraisy tidak memperoleh kemenangan melawan orang-orang Arab Badui dalam bentrokan-bentrokan tersebut.

B. Peran Sentral Ka’bah dan Penyembahan Berhala

Membantu di dalam mewujudkan keamanan ini adalah adanya Ka’bah di kota Mekkah, di mana orang-orang Arab secara umum mereka menuju ke sana dari segala penjuru.

  • Pusat Berhala: Di sekitar Ka’bah, dikelilingi oleh berhala-berhala mereka yang jumlahnya ada 360. Masing-masing kabilah memiliki berhala di sekitar Ka’bah.
    • Berhala Impor: Sebagian berhala tersebut didatangkan oleh ‘Amr bin Luhay al-Khuza’i (‘Amr bin Luhay al-Khuza’i), dialah yang pertama kali mengubah agama Nabi Ibrahim (agama tauhid). Salah satu yang ia datangkan dari Syam adalah berhala Hubal (هُبَل).
    • Berhala Lokal: Sebagian dibuat di dalam negeri (Mekkah).
    • Berhala Alami: Sebagian lagi bukan buatan manusia, melainkan alami berupa batu, contohnya seperti Asaf dan Nailah (أَسَاف وَنَائِلَة).

Karena Mekkah adalah markas ibadahnya orang-orang Arab, ini memberikan orang-orang Quraisy penghormatan khusus dan memudahkan mereka untuk melakukan perjanjian damai (ilaf) dengan kabilah-kabilah di jalur perdagangan.

C. Upaya Menyaingi Ka’bah dan Kisah Abrahah

Di Semenanjung Arab saat itu juga ada rumah-rumah berhala lain, seperti:

  • Baitu al-Uqaisar
  • Baitu Dzul Khulasah
  • Baitu Ridha
  • Baitu Najran
  • Baitu Sha’a

Namun, tidak ada di antara rumah-rumah berhala ini yang bisa menyaingi ramainya Ka’bah. Usaha Abrahah untuk memindahkan haji ke Al-Qullais, gereja yang ia bangun di Sana’a, juga gagal. Kegagalan ini memuncak ketika Abrahah membawa pasukan gajah untuk menyerang Mekkah pada tahun 570 Masehi, namun usaha tersebut gagal total.

D. Sejarah Kepemimpinan di Mekkah

Meskipun banyak kabar tentang penduduk Mekkah terdahulu seperti Jurhum dan Khuza’ah, kabar-kabar yang paling banyak adalah tentang Quraisy.

Kisah tentang orang-orang Quraisy menjadi jelas dan masyhur ketika Qushay bin Kilab (قُصَيّ بْن كِلَاب), bapak moyang orang-orang Quraisy, mengumpulkan kabilah-kabilah kecil Quraisy dan menguasai urusan-urusan penting di Mekkah pada pertengahan abad kelima Masehi.

E. Peran Qushay bin Kilab dan Keturunannya

Qushay bin Kilab mengatur kota Mekkah dan membagi tugas-tugas serta kewajiban di antara anak-anaknya. Ada lima divisi besar saat itu:

  1. Al-Hijabah (الحِجَابَة): Tugas terkait Ka’bah (membuka/menutup pintu, urusan kiswah). Dipegang oleh Banu Abd ad-Dar.
  2. As-Siqayah (السِّقَايَة): Menyediakan air minum untuk jamaah haji. Dipegang oleh Banu Hasyim.
  3. Ar-Rifadah (الرِّفَادَة): Menyediakan makanan untuk jamaah haji.
  4. Al-Liwa’ (اللِّوَاء): Memegang bendera perang. Dipegang oleh Banu Abd ad-Dar.
  5. An-Nadwah (النَّدْوَة): Urusan musyawarah di Dar an-Nadwah. Dipegang langsung oleh Qushay bin Kilab.

Keturunan Qushay melanjutkan proyek-proyek penting yang semakin memajukan Mekkah:

  • Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay (cucu Qushay) adalah yang mengadakan akad ilaf dan memperluas perdagangan hingga tingkat internasional.
  • Al-Muthalib (saudara Hasyim) dikenal dengan ibadah dan akhlaknya yang mulia.
  • Abdul Muthalib bin Hasyim (kakek Nabi ﷺ) dikenal dengan kedermawanannya (al-Fayyad) dan dialah yang menggali kembali sumur Zamzam.
  • Abu Thalib bin Abdul Muthalib melanjutkan tugas rifadah dan siqayah. Karena tidak memiliki cukup harta, ia berhutang 10.000 dirham kepada saudaranya, Al-Abbas bin Abdul Muthalib, untuk melayani jamaah. Akhirnya, tugas ini ia serahkan kepada Al-Abbas.

Dari sini kita tahu bahwa Nabi ﷺ memiliki nasab yang luar biasa. Bapak-bapak beliau adalah orang-orang yang memiliki jasa besar bagi Mekkah dan bangsa Arab.


3. Sesi Tanya Jawab

Pertanyaan 1: Posisi Dar an-Nadwah Saat Ini

“Yang tadi tempat bermusyawarah, Darun nadwa, itu untuk saat ini posisinya di mana di Mekkah?”

Jawaban:

Wallahu a’lam. Disebutkan bahwa pintunya langsung mengarah ke Ka’bah, jadi posisinya sangat dekat. Sebagaimana kita tahu, rumah-rumah di sekitar Ka’bah sudah tidak ada wujudnya. Terkadang pemerintah Saudi memberikan nama pada pintu atau tempat untuk mengingat lokasi bersejarah, tapi apakah ada penanda khusus untuk Dar an-Nadwah, wallahu a’lam.

Pertanyaan 2: Terkuburnya Sumur Zamzam

“Tadi disebutkan Abdul Muthalib itu yang menggali sumur zamzam. Sebelumnya itu sumur zamzam itu tertutupi atau seperti apa, Ustaz?”

Jawaban:

Iya, air Zamzam sudah ada sejak zaman Nabi Ismail ‘alaihissalam, namun sempat tertutup, dan yang menggali kembali adalah Abdul Muthalib. Ini adalah jasa beliau.

Pertanyaan 3: Kecerdasan Orang Quraisy

“Orang-orang Quraisy ini di samping kedudukannya, kehormatannya, juga boleh kita apakah kita bisa mengatakan bahwa kenal juga dengan kecerdasannya? Karena bagaimana tadi Qushay ini mengatur divisi-divisi yang masyaallah…”

Jawaban:

Iya, itu di antara jasa mereka, secara khusus adalah Qushay. Dan apakah dikatakan itu adalah kecerdasan mereka? Ya, kita katakan itu adalah termasuk jasa mereka, di mana Qushay bisa memulai membagi tugas-tugas tersebut sehingga Mekkah menjadi lebih teratur dan meminimalisir perselisihan di antara keturunannya.

Pertanyaan 4: Ibadah Haji di Zaman Jahiliyah

“Itu peribadatan yang dimaksud itu peribadatan Haji seperti saat ini ataukah peribadatan menyembah berhala?”

Jawaban:

Ibadah Haji sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan saat itu Ka’bah bersih dari berhala. Namun, di zaman ‘Amr bin Luhay, berhala mulai masuk. Jadi, ibadah haji mereka sudah tidak murni lagi. Mereka tetap mengelilingi Ka’bah, tapi menyembah Allah sekaligus menyembah berhala. Tata caranya juga sudah diubah, contohnya orang Quraisy tidak ikut wukuf di Arafah karena merasa lebih mulia dan menganggap Arafah di luar Tanah Haram. Mereka wukuf di Muzdalifah. Ini termasuk merubah millah Nabi Ibrahim.


4. Penutup

Wallahu ta’ala a’lam, itu yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. Barakallahu fiikum.

صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

#Prolog

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ’anhu. Dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu secara langsung dengan melenyapkan ilmu itu dari manusia. Akan tetapi, Allah mencabut ilmu dengan mencabut nyawa para ulama. Sehingga apabila Allah tidak menyisakan orang berilmu lagi, orang-orang pun mengangkat para pemimpin yang bodoh. Mereka pun ditanya dan berfatwa tanpa ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.’” (HR. Bukhari)

Sumber: https://muslim.or.id/93486-malapetaka-akhir-zaman.html
Copyright © 2025 muslim.or.id