بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.
Para ikhwah dan juga para akhwat rahimani warahimakumullah, ini adalah sesi yang kelima, sesi yang terakhir dari daurah kitab ثلاثة الأصول وأدلتها (Tsalatsatul Ushul wa Adillatuha) yang ditulis oleh الشيخ محمد بن عبد الوهاب بن سليمان التميمي رحمه الله (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman At-Tamimi rahimahullah). Dan insya Allah, kita akan memasuki pembahasan yang baru yang menjadi penutup dari kitab ini.
Penutup Kitab: Iman kepada Hari Kebangkitan dan Para Rasul
1. Keyakinan akan Hari Kebangkitan (الْبَعْثُ) dan Pembalasan (الْجَزَاءُ)
Setelah beliau rahimahullah menyelesaikan penjelasan tentang tiga landasan utama, beliau menutup kitabnya dengan menyebutkan beberapa pembahasan penting, di antaranya yang berkaitan dengan hari akhir.
“وَالنَّاسُ إِذَا مَاتُوا يُبْعَثُونَ”
(Dan manusia, apabila mereka meninggal dunia, maka akan dibangkitkan).
Beliau sebutkan ini di akhir kitab untuk menunjukkan tentang pentingnya masalah ini. Telah berlalu penjelasannya bahwa kadar minimal di dalam beriman dengan hari akhir adalah:
- Beriman dengan adanya hari kebangkitan.
- Beriman dengan adanya hari pembalasan, di mana amalan manusia setelah dibangkitkan akan dibalas.
Dalilnya adalah firman Allah:
“مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ”
(Dari tanah Kami telah menciptakan kalian, di dalamnya Kami akan mengembalikan kalian, dan darinyalah Kami akan mengeluarkan kalian kembali).
Firman Allah, “Kami akan mengeluarkan kalian kembali,” menunjukkan akan adanya hari kebangkitan.
Dan firman Allah:
“لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَىٰ”
(Supaya Allah membalas orang-orang yang berbuat jelek sesuai dengan amalan mereka, dan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan Al-Husna, yaitu dengan surga).
Kewajiban kita adalah beriman dengan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan. Barang siapa yang mendustakan hari kebangkitan, maka dia telah keluar dari agama Islam. Meyakini bahwa manusia tidak akan dibangkitkan adalah keyakinan orang-orang kafir.
“زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَن لَّن يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ”
(Orang-orang yang kafir meyakini bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Tidak demikian, demi Rabb-ku, sungguh kalian akan dibangkitkan, kemudian akan dikabarkan kepada kalian apa yang kalian kerjakan.” Dan yang demikian adalah sesuatu yang sangat mudah bagi Allah).
2. Beriman kepada Para Rasul (الرُّسُل)
Kemudian, beliau mengatakan:
“وَأَرْسَلَ اللهُ جَمِيعَ الرُّسُلِ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ”
(Dan Allah mengutus seluruh para rasul untuk memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan).
Mereka memberikan kabar gembira bagi orang yang bertauhid dan mengingatkan orang yang tetap berada di atas kesyirikannya dengan azab. Dakwah mereka menggabungkan antara targhib (mendorong) dan tarhib (menakut-nakuti).
- Rasul yang Pertama dan Terakhir: Rasul yang pertama adalah Nuh عليه السلام, dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad ﷺ. Beliau adalah penutup para nabi (خَاتَمُ النَّبِيِّينَ), tidak ada nabi setelah beliau. Barang siapa yang mengaku dirinya adalah nabi setelah Nabi Muhammad ﷺ, maka dia adalah seorang pendusta.
- Isi Dakwah Para Rasul: Setiap umat diutus kepadanya seorang rasul, dari Nuh sampai Muhammad ﷺ, yang semuanya menyuruh untuk beribadah kepada Allah semata dan melarang dari menyembah thaghut. Dalilnya: “وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ” (Dan sungguh, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah, dan jauhilah thaghut”).
3. Makna Thaghut (الطَّاغُوت) dan Kewajiban Mengingkarinya
“وَافْتَرَضَ اللهُ عَلَى جَمِيعِ الْعِبَادِ الْكُفْرَ بِالطَّاغُوتِ وَالْإِيمَانَ بِاللهِ.”
(Dan Allah mewajibkan atas seluruh hamba untuk kufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah).
- Definisi Thaghut: Berkata Ibnul Qayyim رحمه الله, thaghut adalah “segala sesuatu yang seorang hamba melampaui batasnya, baik berupa sesembahan (مَعْبُود), yang diikuti (مَتْبُوع), atau yang ditaati (مُطَاع).”
- Kepala para Thaghut: Thaghut itu banyak, namun kepala-kepala mereka ada lima:
- Iblis, semoga Allah melaknatnya.
- Orang yang disembah sedangkan ia ridha.
- Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
- Orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib.
- Orang yang berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan (dan meyakini hukumnya lebih baik dari hukum Allah).
Dalil tentang wajibnya kufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah adalah firman-Nya:
“لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ”
(Tidak ada paksaan dalam beragama. Sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Maka barang siapa yang kufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah, sungguh dia telah berpegang teguh dengan tali yang sangat kuat yang tidak akan terputus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).
Ini adalah makna dari kalimat “Lailaha illallah”:
- “يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ” adalah makna dari “لَا إِلَهَ”.
- “وَيُؤْمِنْ بِاللهِ” adalah makna dari “إِلَّا الله”.
Dan di dalam sebuah hadis disebutkan: “رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ” (Kepala urusan adalah Islam (tauhid), tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah).
“وَاللهُ أَعْلَمُ” (Dan Allah lebih mengetahui).
Alhamdulillah, dengan ini kita telah menyelesaikan kitab yang bermanfaat ini.
Ijazah dan Sanad Kitab
Saya (Ustadz Abdullah Roy) meriwayatkan kitab ini dari guru kami, Shalih bin Abdillah bin Hammad Al-‘Usaimi, dari Abdul Aziz bin Shalih bin Marsyad, dari Abdullah bin Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahab, dari kakeknya yaitu Syekh Muhammad bin Abdul Wahab (penulis).
Kalau dihitung, antara saya dengan penulis ada empat orang. Artinya, saya adalah orang yang kelima. Kalau Antum meriwayatkan dari saya, maka Antum adalah orang yang keenam.
Dan saya ijazahkan Antum semuanya untuk meriwayatkan kitab ini dan kitab-kitab yang lain yang disebutkan di dalam kitab saya yang berjudul Fath Rabbil Bariyyah bi Asanidi Ba’dhil Kutubil Atsariyyah.
Semoga Allah memberkahi apa yang kita dapatkan. Wasiat saya, supaya senantiasa bertakwa kepada الله عز وجل di setiap tempat dan setiap zaman. Semoga Allah menjaga hati dan iman kita semuanya sampai bertemu dengan-Nya.
Penutup Kajian
Demikian yang bisa kita sampaikan. جزاكم الله خيرا. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.